Merdeka.com - Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo membeberkan ketidakprofesionalan yang dilakukan mantan Karopaminal Polri Brigjen Hendra Kurniawan di kasus Irjen Ferdy Sambo. Yakni, saat mengantarkan jenazah Brigadir J atau Brigadir Yoshua ke keluarga di Jambi.
"Malam harinya datang personel Divpropam Polri berpangkat Pati (Perwira Tinggi) atas nama Brigjen Hendra (ke rumah keluarga Brigadir J di Jambi)," kata Kapolri dalam rapat dengan Komisi III DPR di Kompleks Parlemen, Jakarta, Rabu (24/8).
Saat itu, Brigjen Hendra Kurniawan memberikan penjelasan terkait kronologi kematian Brigadir J. Pun, ia meminta keluarga Brigadir J tidak merekam pertemuan tersebut dengan alasan masalah aib.
"Keluarga (Brigadir J) mendapat penjelasan lebih detil, sehingga jumlah tembakan dan posisi tembak menembak (di rumah dinas Irjen Ferdy Sambo) dan luka-luka yang ada di tubuh jenazah," ungkap Kapolri.
Namun, keluarga Brigadir J tak langsung percaya. "Terkait penjelasan tersebut, keluarga tidak percaya. Beberapa hal ditanyakan masalah CCTV yang ada di TKP (rumah dinas Irjen Ferdy Sambo), hal-hal yang dirasa janggal," sambungnya.
Selanjutnya, yang mengganjal keluarga Brigadir J ialah tidak dikembalikannya barang-barang pribadi milik Yoshua.
"Kemudian terkait dengan barang-barang korban termasuk hp (handphone) dan kejanggalan-kejanggalan ini viral di media," tegasnya. [rhm]
Merdeka.com - Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo membeberkan ketidakprofesionalan yang dilakukan mantan Karopaminal Polri Brigjen Hendra Kurniawan di kasus Irjen Ferdy Sambo. Yakni, saat mengantarkan jenazah Brigadir J atau Brigadir Yoshua ke keluarga di Jambi.
"Malam harinya datang personel Divpropam Polri berpangkat Pati (Perwira Tinggi) atas nama Brigjen Hendra (ke rumah keluarga Brigadir J di Jambi)," kata Kapolri dalam rapat dengan Komisi III DPR di Kompleks Parlemen, Jakarta, Rabu (24/8).
Saat itu, Brigjen Hendra Kurniawan memberikan penjelasan terkait kronologi kematian Brigadir J. Pun, ia meminta keluarga Brigadir J tidak merekam pertemuan tersebut dengan alasan masalah aib.
"Keluarga (Brigadir J) mendapat penjelasan lebih detil, sehingga jumlah tembakan dan posisi tembak menembak (di rumah dinas Irjen Ferdy Sambo) dan luka-luka yang ada di tubuh jenazah," ungkap Kapolri.
Namun, keluarga Brigadir J tak langsung percaya. "Terkait penjelasan tersebut, keluarga tidak percaya. Beberapa hal ditanyakan masalah CCTV yang ada di TKP (rumah dinas Irjen Ferdy Sambo), hal-hal yang dirasa janggal," sambungnya.
Selanjutnya, yang mengganjal keluarga Brigadir J ialah tidak dikembalikannya barang-barang pribadi milik Yoshua.
"Kemudian terkait dengan barang-barang korban termasuk hp (handphone) dan kejanggalan-kejanggalan ini viral di media," tegasnya. [rhm]

No comments:
Post a Comment